Rabu, 19 Oktober 2011

SISTEM DAN STRUKTUR SOSIAL


SISTEM DAN STRUKTUR SOSIAL

A.    SISTEM SOSIAL
Sistem artinya hubungan saling terkait antara bagian satu dengan bagian lainya yang berfungsi melakukan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan tertentu. Didalam teori-teori sosial terdapat dua pendekatan yang selalu menjadi bahan referensi (rujukan) dalam setiap pambahasan atas gejala-gajala sosial, yaitu :
1.        Pendekatan fungsional
Pendekatan ini menggunakan teori yang dikemukakan oleh Talcott Parson. Beberapa poin teori sosial tersebut diantaranya :
a.       Kehidupan sosial itu terdiri dari gabungan gabungan atau elemen-elemen yang saling berhubungan antara satu dan lainnya
b.      Hubungan atar elemen tersebut bersifat saling memengaruhi
c.       Sistem sosial selalu bergerak kearah keseimbangan yang dinamis, artinya menanggapi perubahan yang terjadi akibat pengaruh yang datang dari luar demi mencapai integrasi sosial
d.      Integrasi sosial yang terjadi dilakukan melalui proses adaptasi, institusionalisai (pelembagaan), dan proses-proses lainnya
e.       Perubahan sistem sosial terjadi secara gradual, artinya melalui penyesuaian antar unsur
f.       Perubahan sistem sosial disebabkan oleh adanya penemuan-penemuan baru didlam masyarakat
g.      Gaya integrasi sosial dari sistem sosial akibat terjadinya konsesus (kesepakayan) nilai dan norma sosial, yang merupakan prinsip dan tujuan yang ingin dicapai warga masyarakatnya
Cohen, yang juga aliran fungsional, mengemukakan teorinya bahwa sistem sosial selalu berjalan seperti berikut :
a.       Nilai dan norma sosial merupakan unsur yang mendasari kehidupan sosial
b.      Sistem sosial terbentuk karena ada komitmen
c.       Sistem sosial didasari oleh solidaritas warga masyarakatnya
d.      Sistem sosial didasari oleh adanya kerjasama
e.       Sistem sosial cenderung bertahan lama
f.       Sistem sosial selalu bertahan pada konsensus
g.      Sistem sosial cenderung untuk berintegrasi
h.      Dalam sistem sosial menuntut adanya otoritas (kewenangan) dan legitimasi (pengakuan)

2.      Pendekatan konflik
Konflik adalah keadaan anggota masyarakat byang saling bertikai, bertentangan, dan
bersaing dengan keinginan untuk saling menyingkirkan, menjatuhkan, mengalahkan, hingga memusnahkan, walaupun harus menggunakan kekerasan untuk mewujudkan keinginan tersebut. Dengan demikian, pendekatan ini mengasumsikan kehidupan sosial selalu berada dalam konflik.
 Beberapa asumsi pendekatan ini adalah :
1.      Satu kelompok lebih berkuasa dibandingkan yang lain adalah sebuah pernyataan yang tidak dapat dihindari.
2.      Masyarakat merupakan suatu arena tejadinya konflik-konflik baik bersifat nyata (konflik manifes) dan yang tidak nyata (laten).
3.      Kelompok yang berkuasa menggunakan sistem kepercayaan yang ada.
4.      Dalam kondisi tercapainya konsensus, bentuk pencapaian tersebut bersifat semu atau samar, sebab di dalamnya tersimpan konflik laten (konflik yang terpendam).
5.      Walaupun di dalam kehidupan sosial terdapat nilai dan norma.

B.     Masyarakat Sebagai Sistem
Berikut ini beberapa definisi masyarakat dari para pakar sosiologi :
1.      Emile Durkheim mendefinisikan masyarakat sebagai kenyataan objektif individu-individu yang merupakan anggota-anggotanya.
2.      Karl Marx melihat masyarakat sebagai struktur yang terdapat ketegangan sebagai akibat pertentangan antarkelas sosial sebagai akibat pembagian nilai-nilai ekonomi yang tidak merata.
3.      M.J. Herskovits mendefinisikan masyarakat sebagai kelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti suatu acara hidup tertentu.
4.      J.L. Gillin dan J.P. Gillin memberikan batasan masyarakat sebagai kelompok yang terbesar dengan perasaan persatuan yang sama.
5.      Max Weber mengartikan masyarakat sebagai struktur atau aksi yang pada pokoknya ditentukan oleh harapan dan nilai-nilai yang dominan pada warganya.
6.      Sole Seomardjan mengartikan masyarakat sebagai orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.
7.      Paul B.Orton mengdefinisikan masyarakat secara panjang lebar, menurutnya masyarakat merupakan sekumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama cukup lama, mendiami wilayah tertentu, memiliki kebudayaan yang sama dan melakukan sebagian besar kegiatan dalam kelompok tersebut.
Secara substansial terdapat titik temu yaitu masyarakat merupakan kumpulan manusia yang terdiri dari komponen-komponen :
a.       Terdapat sejumlah orang yang jumlahnya relatif besar, saling berinteraksi antara satu dengan yang lainnya.
b.      Mencari struktur dan sistem sosial budaya, baik skala kecil maupun dalam skala besar antar kelompok.
c.       Menempati kawasan tertentu dan hidup di dalam kawasan tersebut dalam waktu yang relatif lama hingga antar generasi.
Adapun soerjono seokamto mengemukakan bahwa ciri-ciri kehidupan masyarakat adalah :
a.       Manusia yang hidup bersama-sama sekurang-kurangnya terdiri atas dua orang individu.
b.      Bercampur atau bergaul dalam waktu yang cukup lama,
c.       Manyadari bahwa kehidupan mereka merupakan satu kesatuan.
d.      Merupakan sistem bersama yang menimbulkan kebudayaan sebagai akibat dari perasaan saling terkait antara satu dan lainnya.
Marion Levy membuat kriteria masyarakat kehidupan kelompok manusia, diantaranya :\
a.       Kemampuan bertahan yang melebihi masa hidup seorang anggota.
b.      Perekrutan seluruh atau sebagian anggotanya melalui reproduksi atau kelahiran.
c.       Adanya sistem tindakan utama yang bersifat swasembada.
d.      Kesetiaan pada sistem tindakan utama secara bersama-sama.

Terdapat tiga persyaratan untuk membentuk masyarakat yaitu :
a.       Terdapat sekumpulan orang.
b.      Bermukim di wilayah tertentu dalam jangka waktu yang relatif lama.
c.       Akibat dari hidup di tempat tertentu dalam jangka waktu yang lama tersebut akhirnya menghasilkan pola-pola kelakuan yang sering disebut kebudayaan.

C.     STRUKTUR SOSIAL
Menurut Koentjaraningrat menjelaskan bahwa struktur sosial adalah kerangka yang dapat menggambarkan kaitan berbagai unsur dalam masyarakat. Sementara itu, Soeleman B. Taneko menjelaskan bahwa struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok yakni kaidah-kaidah sosial, lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok sosial serta lapisan-lapisan sosial.

Dimensi struktural ada dua macam, yaitu dimensi vertikal dan dimensi horizontal. Dimensi vertikal akan melihat masyarakat secara bertingkat sedangkan dimensi horizontal biasa disebut sebagai diferensiasi atau pengelompokn sosial ; yaitu pembedaan sosial secara horizontal dalam arti perbedaan-perbedaan tersebut tidak mengandung perbedaan secara bertingkat, melainkan berbeda saja satu dan lainnya.
Pengelompokan manusia secara horizontal tersebut menimbulkan perasaan in group dan out group atas dasar propesi, pekerjaan , suku , ras, agama, dan sebagainya.

D.    Komponen Dalam Struktur Sosial
Status dan peranan
Status atau kedudukan diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial. Adapun kedudukan sosial artinya tempat sosial secara umum dalam masyarakatnya sehubungan orang-orang lain, di dalam lingukngan pergaulannya, prestise ( harga diri ) dan hak-hak serta kewajibannya.
Ada dua pengertian kedudukan sosial di dalam struktur sosial ( 1 ) kedudukan berarti tempat seseorang dalm pola tertutup, (2) kedudukan diartikan sebagai kumpulan hak dan kewajiban yang jika secara nyata dapat dilihat dalam gejala seperti : perbedaan hak , dan kewajiban antara menejer perusahaan dan para pekerja.
Jika dilihat proses memperolehnya, kedudukan dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
1.      Kedudukan seseorang yang diperoleh dari bawaan (ascribed status) yang diantaranya kedudukan yang berasifat biologis.
2.      Kedudukan yang diperoleh melalui usaha atau dengan yang disengaja (achieved status).

E.     Institusi (Lembaga) Sosial
Lembaga sosial adalah alat untuk mengikat perilaku anggota masyarakat agar berprilaku sesuai dengan tatanan dan aturan yang menjadi kesepakatan kelompok sosial.

F.      Pelapisan Sosial
Tidak ada manusia yang memiliki kualifikasi yang sama , termasuk di dalamnya adalah kemampuan untuk mengakses kebutuhan akan benda-benda yang memiliki nilai ekonomi.
Makin ke atas kelompok tersebut makin mengecil hingga di pucuk piramida tersebut merupakan anggota masyarakat yang memiliki kualifikasi terbaik dalam kelompoknya.
Adapun makin ke bawah , maka kelompok tersebut makin besar, dengan diisi oleh kelompok-kelompok yang makin rendah pula derajat kualifikasinya.
Adapun kualifikasi manusia itu sendiri dibedakan atas kualifikasi positif dan kualifikasi negatif.

G.    Kelompok Sosial ( Social group )
Kelompok sosial merupakn akibat dari konsekuensi dari kedudukan manusia sebagai makhluk sosial yang selalu berkecendrungan berkelompok dengan manusia lainnya (gregoriusness).
Konsekuensi perbedaan kelompok sosial tersebut melahirkan gejala sosial yang memunculkan kemungkinan pertentangan dan juga kerjasama antara satu kelompok dan lainnya.

H.    Dinamika Sosial
Dinamika sosial merupakan salah satu penalaahan sosiologi ang membahas tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam kehidupan sosial.
Objek pembahasan ini meliputi :
1.      Pengendalian sosial (social control)
pengendalian sosial merupakan cara atau proses pengawasan baik yang direncanakan maupun yang tidak direncanakan untuk mengajak, mendidik, bahkan memakssa warga masyarakat agar para anggota masyarakat mematuhi, dan nilai yang berlaku.
2.      Penyimpangan sosial (role expectation)
Perilaku menyimpang adalah perilaku sejumlah besar orang yang dianggap tidak sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku sehingga penyimpangan tersebut menimbulkan reaksi-reaksi tertentu seperti celaan, cemoohan, gunjingan masyarakat hingga menimbulkan hukuman.
3.      Mobilitas sosial (Social Mobility)
Mobilitas sosial merupakan peristiwa sosial dimana individu atau kelompok bergerak atau berpindah kealas sosial satu kelapisan sosial lainnya baik pergerakan itu mengarah pada gerak sosial dari lapisan sosial bawah bergerak ke atas atau sebaliknya, yaitu bergerak kebawah.
4.      Perubahan Sosial (Social Change)
Perubahan sosial adalah pergeseran nilai-nilai, norma-norma sosial, pola-pola perilaku organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, pelapisan sosial, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial, dsb. Perubahan sosial disebut juga transformasi sosial. Perubahan sosial mengarah pada pergeseran yang bersifat dari pola-pola kehidupan yang tradisional ke arah modern tetapi ada juga yang justru bergeser dari pola-pola peradaban yang maju ke pola-pola tradisional atau bahkan mengalami kehancuran.

Daftar Pustaka
Setiadi, Elly M. Dan Kolip Usman. 2011. Pengantar Sosiologi : Sistem dan Struktur Sosial. Cetakan pertama. Jakarta : Percetakan kencana.

Rabu, 17 Agustus 2011

PENGERTIAN SOSIOLOGI


A.      Pengertian Sosiologi
Sosiologi secara sederhana berasal dari kata socius dan logos. Socius berasal dari bahasa Romawi yang berarti “teman” sedangkan logos berasal dari bahasa Yunani yang beratri “Ilmu Pengetahuan”. So sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan antara individu dengan individu, individu kelompok, kelompok dengan kelompok.
Istilah sosiologi pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuan perancis yang bernama Aguste Comte 1839. Kemudian menjadi populer keseluruh dunia setelah Herbert Spencer menulis karya ilmiah yang berjudul “Principle Of Sociology”.
Karena sosiologi mempelajari hubungan antar manusia, maka ruang lingkupnya pun meliputi hubungan antar manusia seluruh akibat yang ditimbulkan oleh adanya hubungan tadi, misalnya kelompok sosial, lembaga sosial, stratifikasi dll.
Ciri-ciri sosiologi :
1.       Sosiologi bersifat Empiris
2.       Sosiologi bersifat Teoritis
3.       Sosiologi bersifat Kumulatif
4.       Sosiologi bersifat Non-etis

Sifat dan Hakikat Sosiologi
Setiap ilmu pengetahuan sosiologi memiliki sifat dan hakikat. Sifat dan hakikat sosiologi tersebut adalah sebagai berikut :
                Sosiologi termasuk rumpun ilmu-ilmu sosial yang bersangkut paut dengan gejala-gejala kemasyarakatan.
1.       Sosiologi merupakan ilmu yang kategoris, yang artinya sosiologi membatasi diri dengan apa yang terjadi dan bukan pada apa yang seharusnya terjadi.
2.       Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang murni, karena bertujuan untuk membentuk dan mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak, bukan ilmu pengetahuan terapan atau terpakai.
3.       Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang absrak, artinya yang diperhatikan adalah pola dan peristiwa yang terjadi dalam masyarakat.
4.       Sosiologi bertujuan menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola umum. Sosiologi meneliti dan mencari apa yang menjadi perinsip atau hukum-hukum dari interaksi antar manusia dan perihal sifat, hakikat, isi danstruktur masyarakat manusia.
5.       Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang rasional, terkait dengan metode yang dipergunakannya.
6.       Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang umum dan bukan merupakan ilmu pengetahuan yang khusus. Artinya sosiologi mengamati  dan mempelajari gejala-gejala umum yang terjadi pada setiap interaksi dalam masyarakat secara empiris.

B.      Manusia Sebagai Anggota Kelompok
Manusia pada umumnya dilahirkan seorang diri, tetapi mempunyai naluri untuk hidup dengan manusia-manusia lain. Berbeda dengan binatang, manusia tidak mungkin memenuhi semua kebutuhannya sendiri, maka timbulah apa yang disebut kelompok sosial (social group).
Kelompok-kelompok sosial atau “social group” adalah himpunan atau kesatuan-kesatuanmanusia yang hidup bersama, karena adanya hubungan antar mereka, antara lain menyangkut hubungan timbal-balik yang saling mempengaruhi dan juga suatu kesadaran untuk saling tolong menolong.
Beberapa persyaratan kelompok-kelompok sosial adalah sebagai berikut
1.       Setiap anggota harus sadar bahwa dia merupakan bagian dari kelompok yang bersangkutan.
2.       Ada hubungan timbal balik antara anggota dengan yang lain.
3.       Terdapat suatu faktor yang dimilikibersama oleh anggota kelompok itu sehingga hubungan antar mereka semakin erat, faktor tadi dapat merupakan hasil yang sama, ideologi politik yang sama dan lain-lain.
4.       Berstruktur, berkaidah dan mempunyai pola prilaku.
Kelompok sosial dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut atau atas dasar berbagai kriteria atau ukuran :
1.       Besar kecilnya jumlah anggota-anggota kelompok sosial.
2.       Derajat interaksi sosial dalam kelompok sosial tersebut.
3.       Kepentingan dan wilayah.
4.       Berlaku suatu kepentingan
5.       Derajat Organisasi
Beberapa mengenai kelompok sosial :
1.       In-group adalah kelompok sosial, dimana individu mengidentifikasikan dirinya.
2.       Out-group adalah kelompok sosial yang oleh individu diartikan sebagai lawan In-group-nya.
3.       Primary-group atau face-to-face group merupakan kelompok sosial yang paling sederhana, dimana anggota-anggotanya saling kenal-mengenal, dimana ada kerjasama yang erat.
4.       Secondary-group adalah kelompok-kelompok yang terdiri dari banyak orang, antara hubungannya tidak perlu berdasarkan pengenalan secara pribadi dan sifatnya tidak begitu langgeng.
5.       Gemeinschaft adalah bentuk kehidupan bersama, dimana anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah serta kekal. Dasar hubungan tersebut adalah rasa cinta dan rasa persatuan batin yang memang telah dikodratkan.
6.       Gesellshaft adalah ikatan lahir yang bersifat pokok dan biasanya untuk janggka waktu yang sangat pendek. Gesellshaft bersifat sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka.
7.       Formal group adalah kelompok yang mempunyai peraturan yang tegas, dengan sengaja diciptakan oleh anggotanya, untuk mengatur hubungan antar anggota.
8.       Informal group tidak mempunyai struktur dan organisasi yang tertentu atau yang pasti. Kelompoknya tersebut biasanya terbentuk karena pertemuan yang berulangkali, yang menjadi dasar bertemunya kepentingan-kepentingan dan pengalaman-pengalaman yang sama.
9.       Membership-group merupakan suatu kelompok dimana setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut.
10.   Reference-group ialah kelompok-kelompok sosial yang menjadi ukuran bagi seseorang (bukan anggota kelompok tersebut) untuk membentuk pribadi dan perilakunya.
Kelompok-kelompok sosial yang tidak teratur :
1.       Kerumunan (crowds) adalah individu-individu yang berkumpul secara kebetulan disuatu tempat dan juga pada saat yang bersamaan.
a.       Kerumunan yang berartikulasi dengan struktur sosial :
-        Khalayak penonton atau pendengar yang formil (formal audience)
-        Kelompok ekspresif yang telah sedang direncanakan (planed expressive group)
b.      Kerumunan yang bersifat sementara (casual crowds) :
-        Kumpulan yang kurang menyenangkan (Inconvinient aggregations)
-        Kerumunan orang yang sedang dalam keadaan panik (panic crowds)
-        Kerumunan penonton (spectator crowds)
c.       Kerumunan yang berlawanan dengan norma-norma hukum (lawless crowds) :
-        Kerumunan yang bertindak emosional (acting mobs)
-        Kerumunan yang bersifat immoril (Immoral crowds)

2.       Publik :
Berbeda dengan kerumunan, publik lebih merupakan kelompok yang tidak merupakan kesatuan. Interaksi terjadi secara tidak langsung melalui alat komunikasi seperti melalui desas-desus, surat kabar, radio, tv, film dll. Alat komunikasi semacam itu memungkinkan suatu politik untuk mempunyai pengikut-pengikut yang lebih luas dan lebih besar jumlahnya. Akan tetapi karena jumlahnya yang sangat besar, maka itu tidak ada perhatian yang tajam dan karena itu kesatuan pun tidak ada.
Small group adalah kelompok yang secara teoritis terdiri dari paling sedikit dua orang, dimana orang-orang saling berhubungan untuk memenuhi tujuan-tujuan tertentu dan yang menganggap hubungan tersebut penting. Dinamika kelompok-kelompok sosial perlu dipelajari, untuk mengetahui realitas kehidupan kelompok-kelompok sosial itu sendiri.
Manusia Sebagai Anggota Masyarakat
Masyarakat terdiri dari beberapa manusia atau golongan manusia yang saling mengadakan hubungan dan perikatan antara satu dengan yang lainnya. Selain itu terbentuknya masyarakat juga karena adanya beberapa dorongan kepentingan manusia atau individu sebagai anggota masyarakat, seperti : dorongan sexual guna menyambung keturunan, dorongan mencari nafkah, dorongan mempertahankan diri dan sebagainya.
                Suatu kesatuan manusia dapat dikatakan masyarakat apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1.       Ada interaksi sosial antar warganya
2.       Ada ikatan yang khas seperti norma, adat istiadat
3.       Ada pola perilaku yang berkesinambungan dan kontinyu
4.       Ada rasa identitas yang kuat dan mengikat warganya
Untuk memelihara kelangsungan hidup bermasyarakat yang utuh dan harmonis, maka sudah seharusnya setiap individu sebagai anggota masyarakat harus mempunyai kesadaran tantang hak dan kewajibannya sesuai dengan status dan peranan masing-masing. Hal ini dimungkinkan karena setiap manusia memiliki ciri-ciri kemanusiaan yang bersifat universal yang terdiri dari faktor-faktor :
1.       Psikologis
2.       Sosiologis
3.       Biologis
Meskipun ciri-ciri kemanusiaan setiap individu sama, namun dalam perwujudannya (implementasi) setiap individu berbeda-beda.
Dalam masyarakat kita mengetahui adanya struktur-struktur sosial yang sebenarnya merupakan keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok seperti :
1.       Kelompok manusia yang hidup bersama
2.       Hidup untuk waktu yang cukup lama
3.       Setiap anggota menyadari bahwa mereka merupakan kesatuan
4.       Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan
5.       Kaidah-kaidah sosial, lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok sosial dan lapisan-lapisan sosial
Adapun Unsur-unsur Yang Ada Dalam Masyarakat Adalah :
1.       Kategori Sosial
Kategori sosial adalah merupakan suatu kesatuan manusia yang terwujud karena adanya suatu ciri atau suatu kompleks ciri-ciri objektif yang dapat dikenalkan pada manusia-manusia itu. Kategori sosial merupakan kesatuan sosial yang tidak mempunyai syarat-syarat pengikat dan tidak mempunyai sifat kemasyarakatan, namun diisyaratkan oleh ciri-ciri objektif yang biasanya dikenakan oleh pihak luar tanpa disadari oleh yang bersangkutan dengan praktis tertentu.
Contoh : kategori anak dibawah umur 17 tahun untuk larangan menonton film dewasa.
2.       Golongan Sosial
Golongan sosial adalah merupakan suatu kesatuan manusia yang ditandai oleh suatu ciri tertentu, dan terikat pada suatu sistem norma dan memiliki suatu identitas sosisal.
Contoh : Golongan negro di masyarakat Amerika Serikat.
Pandangan negatif ini terjadi karena ciri-ciri objektif ras yang tampak pada mereka (negro) namun golongan negro tetap memiliki rasa identitas sosial sebagai golongan khusus dan terikat pada adat-istiadat dan taat pada norma.
3.       Komunitas (Community)
Komunitas adalah merupakan suatu kesatuan hidup manusia yang menempati suatu wilayah tertentu yang nyata dan berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat, serta terikat oleh suatu rasa identitas komunitas.
Dasar pembentukan komunitas adalah
1.       Lokalitas
2.       Perasaan semasyarakat setempat yang terdiri atas unsur-unsur seperti :
-        Seperasaan
-        Sepenanggungan
-        Saling terikat
Dalam mengklasifikasikan komunitas (masyarakat setempat) dapat digunakan beberapa kriteria sebagai berikut :
-        Jumlah penduduk
-        Luas, kekayaan dan kepadatan penduduk daerah pedalaman
-        Fungsi-fungsi khusus dari komunitas terhadap seluruh masyarakat
-        Organisasi komunikasi yang bersangkutan
Pada masyarakat-masyarakat moderen seperti sekarang ini,  sering dibedakan antara masyarakat pedesaan (rural community), dan masyarakat perkotaan (urban community) dimana perbedaan nama bersifat gradual.
Adanya perbedaan yang mencolok antara kehidupan kota dengan kehidupan desa sering melahirkan masalah yang cukup pelik, diantaranya adalah urbanisasi.
Urbanisasi merupakan suatu proses perpindahan penduduk dari desa ke kota atau dapat pula dikatakan bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan.
Sebab-sebab Urbanisasi daapat ditinjau dari dua sudut, yakni :
1.       Faktor yang mendorong penduduk desa untuk meninggalkan tempat atau daerah kediamannya (push factor)
2.       Faktor yang ada dikota menarik penduduk desa pindah dan menetap dikota (pull factor)
Akibat negatif urbanisasi yang terlalu cepat yaitu :
1.       Naiknya pengangguran
2.       Naiknya kriminalitas
3.       Persoalan perumahan
4.       Kenakalan remaja
5.       Persoalan rekreasi

4.       Kelompok
Kelompok sosial adalah merupakan himpunanatau kesatuan-kesatuan hidup bersama, oleh karena adanya hubungan antar mereka. Hubungan tersebut antara lain menyangkut hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi dan juga satu kesadaran untuk saling tolong menolong.